Refleksi diri dengan Surat Az-Zumar
Surat Az-Zumar merupakan surat ke 39, terdiri dari 75 ayat. Surat ini di turunkan di Makkah (surat makkiyah). Surat pertama dari juz ke dua puluh empat.
Az-Zumar memiliki arti rombongan-rombongan, iring-iringan, arak-arakan. Memiliki arti serupa dengan arak-arakan festival yang dimana banyak orang mengikutinya, bertolak dari satu titik menuju titik lainnya.
Kalimat dan makna Az-Zumar di ambil dari ayat ke 71 dan 73 yang mana ayat ini berada di penghujung surat, karena memang surat ini hanya terdiri dari 75 ayat.
Kalimat Az-Zumar pada Ayat ke 71 berbunyi: Wasiiqaladziina kafarū ilâ jahannama zumarâ..
"maka diiringkanlah orang² kafir kedalam neraka berombongan-rombongan.."
Mengabarkan tentang kondisi orang² kafir yang secara berbondong-bondong memasuki seburuk-buruk tempat kembali karena sebab kekufurannya.
Sedang Kalimat Az-Zumar pada Ayat ke 73 berbunyi: Wasiiqaladziinat taqaw rabbahum ilâl jannati zumarâ.."Maka diiringkan pulalah orang² yang bertaqwa kepada Rabb mereka kedalam surga berombongan-rombongan.."
Berisi informasi yang sama tentang kondisi orang² yang menjaga dirinya dari larangan Allah SWT serta menta'ati perintah Allah SWT, maka hal itu menjadi sebab orang-orang beriman berombongan sekaligus memasuki taman² terbaik, ialah sebaik-baik tempat kembali.
Yang dimaksud dengan berombongan-rombongan ini terjadi ialah ketika kelak di hari kiamat, setelah dihisab seluruh amal manusia saat ia hidup di dunia, sehingga jelaslah putusan Allah SWT atas manusia, kemana tempat mereka kembali
Tetapi Dalam surat Az-Zumar itu sendiri, terdapat 3 ayat yang tidak turun di Makkah, yakni ayat 52 s.d 54.
Apabila berbicara tentang surat makkiyyah (surat yg turun di Makkah), kita mengenal biasanya persoalan yang di bicarakan ialah tentang Aqidah. Dimana puncak aqidah ialah tauhid.
Sejak ayat pertama telah diterangkan turunnya alkitab, yaitu al quran dari Allah SWT yang maha perkasa lagi Maha Bijaksana
Diawali dengan penyebutan dua sifat Allah SWT. Pertama, Maha Perkasa, bermakna bahwa Allah sangat istimewa dan sangat berkuasa. Sampai-sampai apa yang telah ditentukannya tidak akan pernah ditukar dengan yang lain.
Kedua, Allah Maha Bijaksana, yang mana dengan sifat kedua ini menjadi penyeimbang sehingga tidaklah dalam sikap Allah itu terjadi kezaliman sedikitpun
Misalnya, Allah menghukum orang – orang yang bersalah, itu merupakan akibat dari sifat Aziz (Perkasa), tetapi Allah juga maha Bijaksana, karena sudah dari jauh – jauh hari, Ketika manusia masih hidup di alam dunia telah di kirimkan kitab beserta penerjemahnya. Bahkan terjemah itu sampai kepada contoh praktis yang mudah di tiru siapapun.
Didalam kitab tersebut terdapat kabar baik bagi mereka yang ta’at dan peringatan sekaligus bagi yang menentang.
Dr. Hamka dalam al azharnya menerangkan bahwa pada ayat pertama ini seharusnya menjadi pamungkas bagi manusia untuk tidak bermain-main dengan fikirannya yang banyak ketidaktahuannya dari pada kepengetahuannya. Cukuplah dengan sendirinya ingatan dan pikiran manusia akan tertuju pada yang maha Perkasa dan Bijaksana itu ialah Allah yang maha Esa dan Maha kuasa. Tidak ada
Tuhan Melainkan Dia.
Bersambung kepada ayat kedua, pada bagian akhirnya kita menemukan perintah “maka sembahlah olehmu Allah SWT dalam keadaan murni untuknya seluruh agama”
Begitu juga pada permulaan ayat ketiganya, “Ketahuilah, Hanya untuk Allah Agama yang murni”
Its All Clear: sadar dan insaf bahwa Allah Maha Perkasa & Maha Bijaksana >> membimbing Manusia >> wajar manusia menyembah Allah semata saja = Memurnikan tauhid hanya kepada Allah >> Cukup!
Apalagi pada ayat keempatnya dijelaskan pula tentang Allah SWT yang Waahid, tidak beranak, sehingga tak mungkin ada penyekutuan atasNya. Allah yang maha Esa, yang ke-Esaanya itu ialah menaklukan, mengalahkan, menggagahi.
Ditambah lagi pada ayat kelima diterangkan tentang semua langit dan bumi dijadikan dengan benar. Maka kebenaran tentang langit dan bumi ini pun menambah keyakinan untuk memurnikan tauhid hanya kepada Allah semata. Pergantian siang ke malam, bumi mengitari matahari dan kesemuanya itu berjalan menurut masa yang telah di tentukan.
Penjelasan tentang persoalan aqidah beserta puncaknya yaitu tauhid terus belanjut hingga pada ayat – ayat terakhir.
Surat ini cocok untuk kita merenungi Kembali positioning kita sebagai manusia. Dan kalau mau kita renungi setiap ayat apalagi berserta tafsir nya. Maka ayat ini mengajak kita untuk “staycation” ruhiyah. Self healing atas penatnya perjalanan hidup yang dari satu checkpoint berlanjut menuju check point lainnya. kalau pinjam istilah sensei dulu “kita hidup dari mimpi ke mimpi” Dimana antara satu mimpi dengan mimpi lain pasti banyak ujian, sedih dan kesengsaraan yang pada dasarnya ini setara dengan gelak tawa dan Bahagia yang kita rasakan.
Namun memang dasarnya manusia lebih sering mendramatisir keadaan sehingga rasanya ialah mahluk paling nista dan menyedihkan di muka bumi saat itu Ketika kemalangan datang padanya.
Manakala suasana itu hadir, Allah SWT melalui Rasulnya, langsung menyambut dengan penuh kasih sayang kepada hamba-Nya..bahkan yang melampaui batas sekalipun, bahkan yang telah membuang umur dengan sia-sia, apalagi sampai menumpuk dosa hingga menggunung.. Tertera begitu jelas pada Ayat kelima puluh tiga, “janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah, Sesungguhnya Dia bersedia memberi ampun dosa-dosa itu seluruhnya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.
Dijelaskan DR.HAMKA dalam tafsirnya pada sambungan ayat berikutnya (54) Bahwa inilah titik terang bagi mereka yang pesimis memandang hari depan. Pintu tobat terbuka bagi mereka “Pulanglah Kembali dan serahkanlah dirimu kepadaNya setelah datang kepadamu azab kemudian itu kamu tidak dapat ditolong”. Setelah perjalan itu semua, barulah kita bertemu kalimat yang menjadi nama surat ini, az-zumar mereka yang kafir dan az-zumar bagi mereka yang beriman.
Lalu pada penghujung surat di ayat ke 75, dikisahkan tentang suatu pandangan begitu indah yang akan di lihat oleh Rasulullah SAW, yaitu ketika malaikat-malaikat berredar di sekeliling Arsy Allah seraya berucap tasbih dan tahmid. Begitu juga seluruh Alam pun menyampaikan pujian kepada
Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar