Challenge Your Self!

Suatu hari ketika sedang bediskusi dengan seorang teman, tiba-tiba di kasih pertanyaan seputar self-development, pertanyaanya gini “Kenapa lu sering nantang diri lu? so Nekat gitu.. emang apa yang lu rasain atau lu dapetin ?” dari percapakan di atas, kali ini gw mau sharing sesuatu, dan ini penting buat mereka yang katanya mengaku masih MUDA!

So, kenapa sih kita harus menantang diri kita sendiri? emang bakalan dapet apa ?

Bicara tantangan dan menantang diri sendiri, sejatinya kita tidak terlepas dari sifat bawaan diri kita, istilahnya fitrah. Spec bawaan ini, semua orang punya dan sama, istilah lain menyebutnya “karakteristik dasar manusia”.

Dalam bahasa islam, yakni bahasa arab, kata yang menunjukan terjemah manusia itu banyak, salah satunya adalah insan. Kata insan ini melekat padanya arti sifat kata nausun yang berarti berubah/dinamis.

Kalo kita sadar dengan definisi bahwa posisi insan ini akan selalu pada kondisi berubah-ubah atau dinamis, maka harusnya kita sadar pula bahwa pada dasarnya kita perlu menantang diri kita agar berubah (tentu berubah kearah yang lebih baik). Dimana ketika kita challenge diri kita, hal itu pasti akan memberi motivasi lebih, ada energi yang lebih gede dari sebelumnya dalam diri kita. termasuk tantangan itu sendiri akan mengantarkan kita pada sebuah perubahan.

Menemukan tantangan sebagai tempat bertumbuh

Paling minimal ketika kita menantang diri kita sendiri, secara natural harusnya itu bikin adrenalin kita naik. Ibarat kata, anggaplah tantangan ini seolah macam satu hal yang sangat seru bagi kita dan tentu kalo sepakat ini seru, harusnya ini membuat kita jadi lebih bersemangat, enjoy dan mau fight sampai tuntas. Kalau ternyata tantangan pada diri kita ini tidak berhasil memacu adrenalin kita, dan tidak seru mungkin ada yang salah dalam sistem dasar tubuh kita. Atau bisa jadi belum benar – benar menantang tantangannya.

Misalnya, hal seru yang bisa memaksa atau memunculkan adrenalin muncul adalah Bungee jumping merupakan olahraga yang dilakukan dengan melompat dari ketinggian puluhan meter di atas permukaan air. Dilengkapi dengan tali pengaman (serta pendamping berpengalaman tentunya).

Ketika orang melakukan loncatan dari ketinggian yang tidak logis, bahwa kalau ia jatuh ia akan selamat, sedangkan sebenarnnya ia menggunakan tali pengaman ketat yang akan membuat ia jatuh namun bisa selamat ketika menjatuhkan diri dari ketinggian. Hal ini akan memacu adrenalin sekaligus histeris yang akan terus mendorong pelaku bungee jumping untuk terus menantang dirinya menjatuhkan diri dari tempat yang jauh lebih tinggi lagi. Disinilah titik manusia berubah.

Tetapi memang tantangan setiap manusia berbeda-beda, tak bisa satu tantangan cocok untuk semua orang. Maka, tugas kita yang pertama adalah menemukan tantangan yang tepat bagi kita agar bisa berkembang dan bertumbuh dengan benar.

Menentukan positioning dalam peta kehidupan

Reason lainnya adalah, ketika kita menantang diri sendiri, kita bisa mengukur positioning diri kita dalam peta perjalanan hidup ini, baru setelah itu kita bisa pilih opsi untuk meminta validasi kepada orang disekitar supaya lebih ilmiah, dan yakin banget gitu, percaya bahwa kita benar-benar telah berubah dan melakukan perjalan.

Sesekali memang kita perlu juga untuk ngerem gas yang terus di tancap buat sekedar jeda, biar ngga menchallenge diri terus-menerus, bahaya juga soalnya kalau jadinya menchallenge diri sendiri berlebihan. Barulah setelah jeda sejenak maka kita akan lebih bersiap untuk momen baru berikutnya dengan energi yang lebih baru lagi.

Positioning diri kita dalam peta perjalanan kehidupan kita ini menjadi penting bukan hanya karena soal portofolio dan bukti bahwa kita telah melakukan perjalanan, lebih jauh lagi ini akan menjadi bentuk kontribusi hidup kita pada umat manusia, seperti ungkapan hadis bahwa “manusia yang paling baik, adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain” dimana kebermanfaatan itu akan semakin bernilai kala kita memang menjadi ahli dalam hal tertentu, hasil dari kita menantang diri sendiri.

Menantang diri adalah proses belajar bagi diri

Yang pasti seharusnya setiap manusia akan sangat bersyukur sekali ketika adanya tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, seperti misalnya amanah organisasi, projek kerjaan kantor, eksursi, tugas besar,  dsb. Disana siapapun kita bisa terus menggali potensi, sampai ibaratnya potensi yang paling terbaik itu keluar dan tampil. Habis itu syukur lagi, makin lama, makin tau dan faham dimana titik improve yang akan dibutuhkan kedepannya

Menantang diri menjadi proses belajar bagi diri yang dilakukan seumur hidup, bahkan ketika pensiun sekalipun, jadi ngga ada habisnya. Long life learning dan pastinya menyenangkan

Selain itu, ada satu ayat di surat Al-Hajj, dan beberapa ayat lainnya dalam Al-Qur’an, bahwasannya kalau Allah itu sudah memutuskan yang paling baik buat kita, termasuk di dalamnya taqdir, ayatnya bilang “haqqo qodrihi”, artinya sebenar-benar kadar bagi diri kita, oleh karena itu harus benar-benar mau men-challenge diri kita to get a maximum performance. Thats is, what we know as “mastatho’tum”..

Dear Young Man,

I’m not gonna ask what your target in this Ramadhan, Just Challenge Yourself in this Ramadhan, give your best & maximun performance!

Thanks.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

_Prophetic Leadership: Ulasan Singkat Ibrahim Alayhisholatuwassalam._

Kekhawatiran Efektifitas Amnesti Pajak

Dampak pembangunan Light Rail Transit (LRT) bagi Perekonomian