Sumber Daya Imajinasi dan Masa Depan

menjawab tantangan masa depan, sebuah pesan dan daya imajinasi
Matahari senja di perkampungan kala itu

Menjawab Tantangan! Apa yang akan terjadi hari esok, adalah akumulasi dari apa yang dilakukan hari ini. quotes ini bukan quotes baru apalagi hukum alam baru, kalimat itu sudah ada sejak matahari beredar dari timur ke barat manakala manusia menyadari bahwa hidupnya harus terus bergerak dan suatu saat pasti akan berhenti, dan sampai hari ini semakin banyak yang tau maksud dan lafadz dari kalimat itu.

Maka, tak perlu risau apalagi terburu - buru jika berbicara masa depan, toh apa yang akan dimakan esok hari pun siapa yang tau? paling yang tau hanya yang Maha Kuasa memberi Rizki. Artinya, jika ada sesuatu yang bisa dilakukan lalu di usahakan hingga menjadikann ada sebuah hasil yang terbaik pada hari ini, mengapa harus menunda sampai esok hari? begitu kirannya daya nalar kita bekerja. Lebih lanjut, jikalau bisa dini hari, mengapa harus menunggu matahari terbit?


Pertanyaan - pertanyaan akan masa depan terus membayang di fikiran, tetapi memberikan jawaban dengan hal sederhana untuk hari ini saja, masih banyak yang tak mampu. Tak perlu dinafikan, barangkali yang menulis juga tak mampu memberikan jawaban pada pertanyaan hari ini, akhirnya dia berbagi pada siapa saja yang mau membaca tulisannya. 

Lalu, bagaimana caranya agar bisa pertanyaan masa depan itu menghadirkan jawaban langsung tampak di depan kita, bagai diri kala sedang bercermin? janganlah berharap terlalu hiperbola, karena sungguh hasil ramalan pun itu berita curian, yang belum pasti menggambarkan jawaban sebenarnya. artinya sungguh mustahil bisa mengetahui masa depan.

Tetapi, Sesungguhnya jawaban masa depan sebenernya itu nyata hadir di pelupuk mata kita, dengan lentik 10 jari, satu pasang kaki tangan beserta indra pelengkap lainnya, itu sudah menjadi jawaban nyata. tetapi banyak kemudian yang tidak menyadari hal tersebut, akibatnya, masa depan yang seharusnya menjadi indah atas anugrah karunianya hari ini justru malah berbalik menjadi petaka akibat tak mau menyadari dan mensyukuri hari ini. 

Tak sedikit juga yang menganggap bahwa apa yang dilakukannya, dikerjakannya, diusahakannya, hari ini hanya untuk sekadar mengisi perut hari ini dan esok, memuaskan hasrat hari ini dan esok, tanpa bisa menyadari bahwa itu merupakan jawaban masa depannya. Benarlah sebuah kalimat "nasib suatu kaum itu never changing, sebelum mereka sendiri yang memutuskan untuk change", atau "sungguh bahwa Aku sesuai prasangkaan hamba-ku".

hari ini adalah masa depan. Benar! karena, pertanyaan itu sudah memenuhi kaidah sebab akibat dengan sendirinya, tinggal kesadaran itu di munculkan.

"bahwa bergeraknya hari ini akan memberikan dampak pada pergerakan masa depan, bahwa niatnya hari ini akan menjadi akumulasi niat masa depan, dan bahwa usaha terbaiknya hari ini akan menjadi akumulasi atas apa yang akan terjadi di masa depan"

itulah kenyataan, dan kenyataan memerlukan daya imajinasi agar berubah menjadi wujud.

Adalah daya imajinasi, semakin kuat daya berimajinasi, seharusnya semakin kuat juga kemampuannya untuk melalui badai hidup, makin besar daya imajinasi, seharusnya semakin besar pula dayanya untuk mengalahkan kekhawatirannya akan hari esok yang membuatnya meratapi hari harinya itu, semakin jelas daya imajinasinya, maka semakin jelas pula kenyataan bahwa hari ini, semua mampu ditaklukannya.

Daya Imajinasi sesungguhnya tak hanya berbicara angan - angan belaka. Salah besar (pastinya) jika daya imajinasi hanya di artikan oleh bahasa kesepakan pada umumnya, yang berarti bahwa imajinasi terasosiasi dengan angan - angan belaka.

Daya imajinasi sejatinya mampu memberikan kekuatan untuk tetap meyakini sebuah kebenaran. Ia menjadi sumber energi untuk untuk tetap bergerak, berpindah, menulis, berprestasi, berkarya, berkontribusi dan masih banyak lainnya. 

Karenanya sumber utama dari daya imajinasi perlulah merujuk dari satu sumber tanpa keraguan didalamnya, satu sumber yang membuktikan bahwa tak pernah ada satu kesalahan pun dalam pesannya, satu sumber yang hari ini banyak orang yang semakin meragukannya, sedang pada waktu yang sama, semakin banyak pula orang yang meyakininya.

Sumber itu kelak yang akan menjadi penjelas, bukan karena selera individu atau kelompok. Sumber itu yang akan membuat semuanya merasa terakomodir, bukan karena satu pihak memuaskan yang lain. Sumber itu yang kemudian membuat sang ayah menjadi terhormat dan anak menjadi kesayanganya, sang Ibu menjadi mulia dan bayi menjadi suci dari noda. Sumber itu yang menghasilkan kesinambungan antar generasi terdahulu dengan generasi yang akan datang dan sumber itu pula yang membuat kesombongan tak menerima kerendah-hatinya, sehingga ia terhina dari kemuliaan yang telah didapatkannya.

Maka daya imajinasi dari sumber itu akan memunculkan mata air keresahannya. menjawab tantangan masa depan di tengah ketidakpastian. Dan (pastinya) karena daya imajinasi, akhirnya satu rangkaian narasi berhasil terbang lalu hinggap di fikiran banyak orang.

jawablah hari ini dengan usaha terbaik, yakini pesannya, dan bangkitkan daya imajinasi untuk menjawab masa depan itu. 

sumber inspirasi (9:105)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

_Prophetic Leadership: Ulasan Singkat Ibrahim Alayhisholatuwassalam._

Kekhawatiran Efektifitas Amnesti Pajak

Dampak pembangunan Light Rail Transit (LRT) bagi Perekonomian