Pergerakan Insan Akademis, Tuntaskan Reformasi

Tuntaskan Reformasi


            Reformasi 18 tahun lalu menjadi penanda berakhirnya 32 tahun rezim Presiden Soeharto. Memberikan kontribusi baru yang tercatat dalam sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan harapan segera menjadi negara makmur nan sejahtera.

Bergantinya rezim orde lama kemudian orde baru selanjutnya era reformasi, sejauh ini tentunya memberikan banyak dampak bagi bangsa Indonesia, mulai dari kondisi sosial masyarakat, ekonomi, pendidikan, birokrasi, budaya, politik bahkan moral sekalipun.

Mahasiswa sebagai insan akademis menjadi tokoh utama reformasi, adanya kesatuan pergerakan mahasiswa seluruh Indonesia mempermudah mereka dalam  menyuarakan semua hal yang  menjadi aspirasi dari bangsa Indonesia kepada pemerintahnya, memberikan penilaian implementasi tri dharma perguruan tinggi telah sempurna diamalkan.

Dewasa ini berbagai macam pergerakan insan akademis menjamur di setiap perguruan tinggi, mereka tumbuh dengan alasan menanggapi masalah bangsa yang semakin kompleks, di samping alasan pengembangan minat dan bakat insan akademis itu sendiri. Memberikan gambaran tidak langsung bahwa reformasi 18 tahun lalu belumlah usai.

Melakukan aksi turun kejalan kemudian berorasi di depan gedung pemerintah kini dianggap suatu hal yang tabu, insan akademis merasa bahwa cara lama tidak akan menyelesaikan masalah, namun cara baru dengan memanfaatkan potensi akademisnya mereka justru mampu membantu pelaksanaan tugas pemerintah dengan lebih efektif dan efisien.

Hal tersebut memang sangat mungkin terjadi karena peran para praktisi pemerintahan tidak akan bisa lepas dari peran akademisi dimana mahasiswa lah yang menjadi insan akademis itu sendiri. Namun kini hubungan antara akademisi dengan praktisi tidak teralalu memberikan dapak langsung bagi masyarakat dilapangan, mereka hanya berefek pada skala makro dan wilayah – wilayah pusat pemerintahan. Sedangakan banyak diluar sana daerah  tertinggal yang perlu diberikan perhatian khusus.

Perlulah adanya pengoptimalan potensi pergerakan insan akademis sebagai implementasi dari tri dharma perguruan tinggi untuk dapat menyelesaikan sebagian persoalan bangsa ini, yang memang “terbatas” oleh pemerintah, dalam rangka menuntaskan reformasi bangsa ini. Pergerakan yang justru dipelopori oleh insan akademisi dirasa akan memberikan dampak yang lebih baik bagi masyarakat, namun tetap diperlukan adanya bantuan pemerintah untuk memudahakan pergerakan para insan akademis tersebut. Pergerakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah bangsa ini sangat beragam, karena kini masalah yang dihadapi pun semakin beragam, tentunya perlu penanganan yang berbeda.

Masyarakat kini terlihat cenderung lebih percaya menaruhkan harapannya pada insan akademisi, ketimbang kepada pemerintah secara langsung, pasalnya para mahasiswa sebagai insan akademis ini lebih mampu menyentuh langsung masyarakat yang ada. Meskipun tidak sedikit juga insan akademis yang kemudian mengkomersilkan aktivitas pergerakannya.

Solusi kongrit atas masalah sekarang ini lebih banyak diharapkan ketimbang bualan janji setiap 5 tahun sekali. Sehingga solusi itu dapat menuntaskan reformasi 18 tahun lalu, tentunya insan akademis harus mengambil peran besar kedua setelah pemerintah, karena tidak semua bangsa ini mampu meneruskan jenjang pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Selain itu juga bahwa insan akademis merupakan para pemuda – pemudi yang karenanya bangsa ini bisa merdeka dari kolonialisme bangsa belanda 71 tahun yang lalu, sehingga terbukti bahwa peran pergerakan insan akademis sangatlah diperlukan bagi kemajuan bangsa ini.

Salah satu solusi kongkrit dari pergerakan insan akademis ini yaitu dengan cara pergerakan berbasis kompetensi, insan akademis harus mampu mengembangkan daerah darimana ia berasal, sehingga pembangunan dari daerah tersebut kemudian akan membentuk suatu akumulasi pemabangunan yang mampu mengatasi masalah bangsa ini satu persatu, mulai masalah moral, etika, pendidikan, kesehatan, pangan, industri, ekonomi, sosial, budaya, dan masalah lainnya yang menjadi penghambat sejahteranya bangsa yang besar ini.

            Kemudian pergerakan tersebut haruslah didasari atas kesadaran masing – masing insan akademis akan eksitensi suatu bangsanya, bukan atas dasar komersil atau popularitas semata, namun asas kebermanfaatan bagi banyak pihak, terutama masyarakat. karena persoalan warisan rezim orde lama, orde baru dan era reformasi ini akan menjadi semakin kompleks dan bisa saja melahirkan rezim baru yang semakin membuat bangsa yang besar ini semakin menderita. Oleh karena itu tugas menuntaskan reformasi ini merupakan kewajiban setiap warga negaranya terutama para insan akademis dan pergerakannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

_Prophetic Leadership: Ulasan Singkat Ibrahim Alayhisholatuwassalam._

Kekhawatiran Efektifitas Amnesti Pajak

Dampak pembangunan Light Rail Transit (LRT) bagi Perekonomian