Bulan Momentum kebangkitan Peradaban Islam
Kita ketahui bahwa dalam bulan Ramadhan ini begitu banyak karunia dan limpahan rahmat yang Allah berikan bagi seluruh hambanya di setiap penjuru dunia ini. Allah menutup pintu neraka rapat, membuka pintu syurga selebar – lebarnya, melipatgandakan setiap amal kebaikan yang kita lakukan, serta banyak sekali keutamaan – keutamaan lainnya.
Bulan Ramadhan juga merupakan
bulan yang Allah rencanakan sebagai waktu yang sangat tepat untuk Allah
Menurunkan Wahyu Al- Quran kepada Nabi Muhammad SAW, “.. menjadi petunjuk
bagi manusia dan menjelaskan daripada petunjuk dan furqon ..” menjadi
pembeda antara yang haq dan yang bathil.
Selain memang semua ini adalah
skenario dan hak prerogative Allah SWT. Pastinya ada sebuah rencana dan
ketentuan yang memang di berikan bagi hamba – hambanya yang juga sekaligus
menjadi wakil Allah dimuka bumi. Menjadikan bulan ini sebagai momentum
kebangkitan peradaban islam, dimulai dengan karunia kemenangan Perang Badar,
Pembebasan kota Makkah (Futhuh), penyebaran islam ke Andalusia, hingga bahkan
dalam sebuah riwayat rakyat Indonesia ini memproklamirkan kemerdekaannya atas
kolonialisme hindia-belanda pada bulan Ramadhan pula. Sehingga jelas bagi saya
mengapa Ramadhan menjadi bulan kemenagan bagi umat islam
Jikalau kita bisa mengambil
sebuah kesimpulan atas kemenangan yang telah terjadi kemudian diriwayatkan oleh
sejarah umat islam berabad – abad silam, lalu hikmah apa yang seharusnya kita
dapat implementasikan dalam kehidupan ini? Tentunya banyak sekali hikmah yang
telah terkumpul atas kemenangan – kemenangan islam, setidaknya hingga sekarang
1437 tahun islam hinggap diseluruh penjuru dunia. Namun seperti yang kita
ketahui saat ini, apa yang terjadi pada islam adalah sebagian besar suatu
kemunduran yang berkepanjangan, sejak jatuhnya peradaban islam turki utsmani
1924 yang lalu dan itu menjadi awal dari keterpurukan umat islam di seluruh
dunia.
Namun kali ini saya tidak akan
banyak membahas penyebab keterpurukan umat islam saat ini, karena menurut saya
sudah mutlak skenario Allah SWT itu terjadi mengenai sebuah siklus akan
dipergilirkannya kejayaan setiap umat dan peradabannya (Ali-Imron: 140), begitu
pula ditambah oleh pemikiran serta penelitian para sosiolog atau antropolog
setelah melakukan banyak studi kasus mengenai siklus peradaban sebuah bangsa.
Jatuh, kemudian tumbuh, lalu memperoleh kejayaannya, kemudian jatuh lagi,
begitu seterusnya hingga menjadi sebuah siklus yang terulang.
Setidaknya ada satu hal penting
yang perlu diperhatikan oleh kita sebagai umat muslim untuk kembali mengulang
kejayaan peradaban islam masa lalu, terlebih pada bulan Ramadhan ini. Yaitu,
kesadaran dalam berislam, bukankah setidaknya setiap hari minimal tujuh belas
kali kita meminta kepada Allah untuk ditunjukan kepada jalan lurusnya dan
diberi nikmat berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah seperti orang – orang terdahulu?
Kemudian Allah memberikan jawaban itu dengan sangat jelas yang kemudian hingga
saat ini banyak tafsir atas ayat – ayat yang diturunkan Nya, dimulai dari “alif
lam mim” hingga “.. minal jinnati wannass”. Kesadaran akan berislam
ini perlulah ada dan haruslah tumbuh subur layaknya analogi pohon pada kalimat thoyyibah,
akarnya yang kokoh, kemudian tinggi menjulang kelangit (memberikan
keteduhan bagi yang berada dibawahnya) dan buahnya meberikan manfaat bagi
mahluk hidup lain. Hal itu hanya dapat kita lakukan dengan cara sungguh –
sungguh dalam mencari dan mempelajari ilmu agama, tentunya dengan pengimplentasian
atas ilmu tersebut. Karena spesialnya islam ini yakni mampu mengakomodasi
mengakomodir semua hal yang berkaitan dengan hidup manusia, mulai dari bangun
tidur sampai tidur lagi. Sehingga sempurnalah syariat yang telah Allah turunkan
ini. Manusia muslim tidak akan hanya sekedar ber-islam saja, namun juga ber-iman,
dan tentunya konsekuensi dari islam dan iman adalah ber-ihsan.
Kemudian korelasi dengan bulan
Ramadhan itu sendiri, adalah dimana adanya kewajiban bagi setiap muslim untuk
menjalankan puasa supaya dapat bertaqwa (QS 2: 183). Taqwa ini menjadi salah
satu dari banyak hikmah yang Allah berikan kepada umat muslim, sehingga taqwa
dapat menjadi sebaik – baik bekal dalam menjalani hidup di dunia, pun bekal
menuju alam akhirat kelak. Sehingga apabila kesadaran akan berislam ini telah
sampai pada puncak ketaqwaan sejati kepada Allah SWT semata, dengan semurni –
murni nya islam, iman dan Ihsan, umat muslim ini akan otomatis berhimpun
menjadi satu kesatuan raksasa yang kemudian mampu untuk kembali mengulang
kejayaannya.
Komentar
Posting Komentar